Jumat, 28 Februari 2014

INFORMAL SECTOR SHOULD BE A SOLUTION OF UNEMPLOYMENT IN THE MAIN FOCUS OF GOVERNMENT POLICY TO SOCIAL WELFARE


Indonesia is an archipelago with a high population. Lot of indonesia citizen have age productivities as human worker. But  the opportunity of  jobs is decrease, that is show us that amount of labor is not equal with the jobs available. so that the unemployment in Indonesia is high. If that condition is neglected, it will be a problem for our country, Especially  impact to the economic of country. And this time we should act from and discuss with government to solve this problem with policy that they have.
To solve this problem we can see the opportunities that exist. we start look at the  human resources. How about the skills and knowledge possessed by the citizens of the labor force. Most of them just graduates from junior high school,  it because of goverment policy that citizen duty to study at school while nine years. It is based the Law of National Education. 2/1989.  The policy aims to answare the challenges and needs of the time and create a knowledgeable society through basic education. But is has not been implemented evenly and thoroughly. Other factors such as no high motivation of the community to implement the policy so that it becomes ineffective. in addition, because the primary targets of this program are elementary school children as a result of the labor force are still not school age can not enjoy the program. so that there are still many people who can not read and write. then the government issued a policy that requires all people to read and write. but the high competitive ability with outside labor can still owned by Indonesian labor . but duty to study at school until nine years old is still below of neighbors labor capabilities. Education is not indicator of skill that labor to have but the other skill should be have the labor.
Gradually the program do not runs fine, because the government do not easy to enter and influence the people. In this time the informal sector which we need to to be able to convey the message easily adjust the pattern of behavior for society. Institutions derived from its existence in the informal sector are aware but not legally recognized, but this is pretty much the institution, in Indonesia almost every region has this institution, so this institution is very close to the society even more familiar patterns of behavior of people in each region.
Currently the informal sector is not only close to the community and as a means messenger of the government, but when the informal sector has expanded into an independent institution so that the informal sector has a big potential to absorb the labor. Because it stimulates the entrepreneurial and local economic growth of society. This is show from the innovation created by the informal sector to create jobs with training to improve the quality of public resources. employment in this sector is very flexible ie not considering gender age, and location that type of work. Examples of the work of the informal sector are small shops, street vendors (PKL), tricycles, parking stylists, musicians and street children, market traders, farm workers and others. Based on Central Bureau of Statistics, to note that the informal sector in Indonesia is almost the average becomes the largest foreign exchange earner of the entire GDP (gross domestic product). particularly in agriculture which is about 304 777.10. In many agricultural informal sector surplus labor is absorbed, reaching 39,959,073 people by 2013, and it is the highest of all the inhabitants of the labor force 15 years and over based on field work.
It shows that the informal sector can be a solution in the informal sector of employment in addition to the field work was able to create an independent and sustainable in order to overcome the problem of unemployment, which in turn will boost the country's economy. It is clear from the important role of government. It is expected that the government should prioritize the informal sector. it is not possible, existing informal sector can develop large as the formal sector. With proper management and development of the informal sector that could support the Indonesian economy.

Of course, the informal sector has been the main focus should be on policy-making for the welfare of society. And if this can be done by the government, the informal sector is no longer a marginalized sector. So the informal sector can be a fundamental force for economic development.

Mutiara yang Terkubur

Hey bro and sis... apa kabar lo semua? Semoga dalam kondisi baik selalu ya,,
Kali ini saya pengen ceritaaa nih.. berhubung udah lama banget gak nulis lagi. Sekarang saatnya cerita tentang perjalanan filedtrip bareng temen kampus saya agribisnis 48.  Kita berangkat selasa tanggal 21 januari 2013. Coba tebak kita pergi kemana?..... buat anak-anak Agribisnis IPB udah pasti taulah saya dan temen2 setiap semester 5 akhir selalu mengadakan kunjungan bisnis. Yup kita bakal pergi ke perusahaan atau pabrik atau unit bisnis yang pasti bakal nambah ilmu, wawasan dan motivasi.. ya kalau buat jurusan yang saya tekuni sekarang, istilah fieldtrip adalah untuk melihat aplikasi langsung bisnis yang udah kita pelajari sampe semster 5. Mau tau apa yang bakal saya dapet.  Nyok simak aja nih tulisan di bawah ini...yuhuu...
Fieldtrip matakuliah untuk agribisnisi 48 IPB berkunjung ke malang, Bromo dan Jogja. Kita berangkat selasa pagi, seperti kebiasaan banyak orang indonesia, kita ngaret sampe 2 jam, guys. Dengan diawali doa dan harapan selama perjalanan saya serombonganpun berangkat.. yoooohi..  karena kita satu kelas ada 115 orang maka ada 3 bus yang berangkat, kebetulan saya dapet bus no satu, i get it because kecelakaan kecil yang menimpa saya seminggu yang lalu. kalian tau kecelakaan macam apa yang menimpa saya? lagi jalan doang kok eh keplset, terus jatuh dan dapet  jaitan, guys. Awalnya saya pikir itu cuman lecet biasa, ternyata sampe bolong dan gak kerasa ngeluarin darah pas dibawa ujian Metode Kuantitatif Binis II... waduh saya jadi curcong nih. Oke lah kita lanjutin perjalanan fieldtripnya.

Hari pertama itu saya dan teman-teman satu bis hanya tidur, makan, tidur. Ya taulah perjalanan Bogor Malang ga deket guys butuh  dua puluh jam untuk sampe perbatasan jawa timur. Nih ekspresi muka-muka teman-teman yang pada kecapean.
Sampailah ane di malang, di kusuma agrowisata, perusahaan agribisnis yang sudah berjalan 27 tahun guys, dan sukses hingga sekarang. Disinilah gue dapet arti penting dan real di aplikasikan dalam kehidupan yaitu “ jangan pantang menyerah” menurut pemapamaran si presenter bahwa dahulu kala, wilayah Batu Malang adalah wilayah yang susah untuk ditanamai tumbuhan karena penuh dengan batu tapi dengan kerja keras dan pantang menyerah, si pak Edi  memindahkan satu persatu batu itu, dan mulai menanami pohon apel. Dan hasilnya pohon apel berbuah lebat dan menghasilkan buah apel yang manis. Walau pada kenyataannya tantangan itu tidak hanya selesai sampai disitu ia mencoba menjual apel langsung ke pusat pasar yaitu jakarta, tau apa yag terjadi,, semua hasil produksinya ditolak mentah-mentah. Awalnya ia berfikir bahwa dengan langsung menjual hasil panennya ke pusat pasar akan memotong rantai pemasaran agrbisnis yang panjang dan ribet birokrasinya namun yang dia dapat jutrsu di indonesia tidah bisa diterapkan seperti itu. Akhirnya ia memutuskan untuk membuat sebuah agrowisata yang memfokuskan pada pengunjung untuk dapat menkonsumsi buah apel langsung dari pohonnya. Yang hebatnya berawal dari 4 ha saat ini luas lahan yang dimiliki kusuma agro yaitu 100 ha. Dan satu hal yang belum saya pelajari bahwa buah apel memiliki umur ekonomis 25 tahun  namun optimalnya yaitu kisatan umur 17 tahun yang berarti buah apel dapat diproduksi optimal ketika buah apel berusia 17 tahun. Berikut foto perjalanan kami selama ke perusahaan Agrowisata :
 hari itu pun berakhir dengan kegiatan berbelanja di pusat oleh-oleh  khas malang, dengan variasi harga yang dikira mahal ternyata disitulah yang paling murah jika di bandingkan dengan pusat oleh-oleh lainya. Yuk kita bandingkan sedikit jika berbelanja keripik di malang kamu bisa dapat harga Rp 37.000 untuk kemasan besar dan di jogja Rp 40.000 kemasan sedang. Jadi pesennya kalau mau beli oleh-oleh langsung beli aja ditempat daripada bel tempat harga yang belum pasti ada barangnya dan belum tentu harganya bisa lebih murah, ibarat cerita seorang murid yang disuruh mengambil bunga yang paling menawan warnanya dengam sayarat tidak boleh kembali ke belakang. Si murid terus berjalan ketika sudah sampai ke ujung ia menyadari bahwa bunga yang paling menawan itu sudah ia lewatkan begitu saja dengan berpikir bahwa didepan akan berharap bunga yang lebih menawan lagi akan tetapi ia tak menemukan bunga yang sama menawannya alhasil ia tidak mendapatkan apa-apa. Oleh sebab itu kita dapat mengambil hikmah bahwa ketika kita sudah menemukan yang paling cocok ambil lah itu jangan di lewatkan begitu saja, alhasil bukan kebahagiaan yang didapat namun kekecewaan dan penyesalan. So kalau ada kesempatan ambil itu jangan dilewatkan begitu saja.  Itu pesan yang mengena yang saya dapatkan pada saat akan membeli oleh-oleh. selanjutnya saya sempat mampir ke batu malang untuk melihat lampion


 Kemudian saya dan teman2 melanjutkan perjalanan ke Bromo.. yeah... satu tempat yang sangat dinantikan untuk dikunjungi, karena tempat ini merupakan salah satu tempat yangingin dilihat oleh banyak orang karena selain menajdi salah satu lokasi syuting terfavorit, tempat ini juga memang menjadi tempat yang sangat indah untuk melihat Kebesaran dan Keagungan-Nya. Tibalah saya di Bromo pukul satu malam, saat itu suhu belum terlalu dingin, kemudian kami melanjutkan untuk ke kaki gunung Bromo menggunakan mobil elf, dan kami menghabisnkan waktu sekitar 1 jam perjalanan, arena tujuan kami untuk melihat sanset maka kami menunggu bebrapa jam sembari melaksanakan salat subuh, akan tetapi harapan melihat sanset pun kandas karena cuaca yang tidak bersahabat maka untuk menikmati keindahan bromo kami hanya melihat kawah bromo nan eksotis. Pada awalnya saya tidak yakin bisa mendaki untuk melihat kawah karena kondisi kaki, karena ada teman saya Emma yang menyupport saya untuk bisa berjuang sampai ke pucak, finally,, aku bisa menaklukkan kawah bromo.. rasa syukur, bahagia, sampai di ufuk.. terimakasih  Ya Allah atas kekuatan dan kesempatan itu.. ini dia dokumentasinya :


 Dan selanjutnya perjalanan pun berlanjut menuju jogja, kita juga sempat bermalam di edu hostel. karena ada lukisan dinding kami sempat berfoto bersama, kebetulan saya sekalmar dengan esti,garnis, ema, susan, dan devis
 Jogja adalah kota sejarah dan kental akan budayanya. Yup tujuan ke jogja adalah mengunjungi rumah makan jejamuran yang sukses berkat penerapan sistem agribisnis didalamnya, ia mengelola komoditi jamur dari hulu hingga hilir. Hilir adalah bentuk rumah makannya sedangkan hulunya adalah produksi jamur.
Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan ke pantai yang paling indah yang pernah saya lihat selama  ini yaitu pantai indrayanti. Untuk pertama kali , semenjak kuliah melihat pantai dan ini hasil shooted by me
Dan hari itu merupakan hari ke-5 tak terasa sudah menjadi hari terakhir saja. Hari itu pun ditutup dengan gala dinner dan penerbangan lampion berisi harapan dan cita-cita. Dan 5 hari tersebut menjadi momen terindah untukk saya dan kami keluarga besar agb 48. Makasih juga buat CEO dan kawan-kawan panitia yang udah menyiapkan acara ini sampai hari terakhir.dan satu kata untuk Indonesia tanah air tercinta " KEREN"... banyak potensi yang belum digali. mutiara terpendah.. hohoho